Hidayah Itu Datang Kepada Seorang Perempuan Tukang Selingkuh

Karawang-YPK-.Dunia sudah tua dan para penghuninya mungkin sudah banyak lupa daratan,siapa dirinya dan akan balik kemana kelak jika sudah beres berkelana di dunia ini.(27/04/2015).

Sartem sebut saja nama narasumber yang satu ini,dia berparas  lumayan,berambut panjang tapi berjilbab,hidung agak mancung,berkulit keputih-putihan,beranak dua dan mempunyai suami bekerja di luar Kota Karawang namun suaminya asli penduduk kota Pangkal Perjuangan.

Sartem yang hidupnya serba kecukupan ini menyebutkan,dirinya kerap kali meladeni nafsu birahi  pemuda atau siapa saja pria yang dirinya menyukai,tak pandang uang atau pun tampang,ucapnya.


Hal ini pernah ia lakoni selama kurun waktu lima tahunan,saya sendiri sadari perjalanan hidupnya  bertentang dengan  hati dan aqidah yang dianut ,cetus perempuan yang kini telah berjilab ini.

Kalau saja tidak melakukanya sehari saja,saya sering kali merasakan sakit di tubuh ini waktu itu,ujarnya polos."Teman-teman pernah bilang,apa yang saya rasakan akibat penyakit dan mesti di obati,tapi harus kemana karena saya sendiri sangat ingin menghentikan prilaku buruk itu,"ungkapnya.

Sedang suami saya kerja di luar kota dan balik rumah paling seminggu sekali, itu pun kalanya hanya mampir doang karena propesinya ganda di bidang transportasi,akunya.

Awalnya,cerita Sartem."Semua biasa-biasa saja,saat punya anak dua dan suami jarang pulang,penyakit ini aneh datang dan sulit di bendung,saya sudah berobat demi bertahan untuk tidak terus memangsa kaum adam demi melepaskan nafsu birahi yang selalu menagih setiap hari,terang tanpa tedeng aling.

Seiring waktu yang berjalan,tak kurang dari lima tahun saya berkelana nafsu birahi,kisah yang tak patut di teladani,dan jika itu penyakit musuh pun jangan mengalami serupa,ucapnya.

Karena dari perjaka sampai orang sudah beristri,kalau saya lagi harus begituan,siapa pun di ajak tanpa malu,malah tak sedikit tetangga pun di embat terus yang terpenting saya ga merasakan sakit,akunya lagi.

Saya juga manusia,punya hati dan perasaan apalagi seorang perempuan lebih bisa merasakan sakitnya jika suami berjima denga perempuan lain,tapi apa daya saya waktu itu,hanya bisa menangis kalau lagi sadar dan banyak lupa diri kalau sudah datang rasa itu,terangnya.

Berulang malah sering saya lawan rasa itu,berulang pula saya tersiksa dan merasakan sakit sekujur tubuh dengan sakit tak jelasnya,ulas dia.

Saya hidup waktu itu,hanya bisa tenang kalau suami lagi balik dan melakukannya dengan dirinya dengan penuh rasa dosa,karena saya tahu perbuatan berselingkuh adalah perbuatan dosa besar dan sulit terampuni olehNya dan suami jika tahu percis saya ini seperti apa,sesalnya.

Satu waktu,ucapnya,saat sendiri dan sakit itu mulai terasa,tak tahu dari mana datanganya,ada seorang musfir perempuan sudah duduk di lantai rumah.Masya Allah,perempuan itu kelihatanya lusuh banget tapi terlihat ada sisa-sisa kecantikanya.saya hampiri dia dan di sapa penuh kasih kepadanya,ucap Sartem

Bu..ibu lapar,ayo kita makan bareng di dalam,kebetulan saya sudah masak,suami sudah berangkat kerja tadi ,dan kedua  anak saya  sudah juga berangkat sekolah,ujar Sartem menceritakan masa lalunya.Tapi aneh ibu itu malah tersenyum,ibu tidak lapar tapi senang sudah senang di sapa neng,ucap sartem menirukan pengemis perempuan.

Ibu datang akibat sudah lama mendengar banyak guncingan di luar sana,katanya eneng bengal banget,ibu hanya mau kasih tahu saja,kalau neng mau gituan mendadak,segeralah berwudhu dan baca istigfar sebanyak-banyaknya,Insya Allah bisa di tahan dan sembuh penyakitnya,terang musafir itu.

Tak terasa,yang tadi ngajak makan atau minum ke ibu pengemis itu,lanjut Sartem.Sampai-sampai saya terbuka total kepadanya dan meminta pertolongan untuk menghentikan penyakit nafsu itu.

Tak terasa waktu adzan duhur datang dan nenek itu pamit minta mandi dan katanya, hendak numpang sholat di dalam rumah,dan berbareng itu pula ,saya terasa hal biasa yang di alami setiap hari yang sangat menyiksa lahir bathin.

Karena baru saja menerima wejangan dari perempuan pengemis itu,saya bertekad lakukan syaerat yang di ajarkannya,ucap perempuan berwajah oval ini.

Pertama -tama nenek itu mandi, lalu dia meminjam mukena saya yang tak pernah di pakai selam 5 tahun dan disimpan dalam lemari.

Dan saat memakai mukena dengan tersenyum nenek itu berucap,"Neng ko mukena di biarkan menangis sendiri,ini lima tahun ga di pakai-pakai,sayang atuh ",katanya dengan nada seakan dirinya tahu segalanya.

Saya  terdiam bukan tidak memperhatikan omongan dari nenek itu tapi rasa itu sudah datang kenceng banget.Lalu saya ke kamar mandi dan ambil air wudhu sesuai petunjuknya tadi.

Saya  masuk dalam kamar dulu,bermaksud menunggu nenek itu sholat di kamar depan  dan dalam kamar saya dengan sekuat tenaga beristigfar,Dan....(Bersambung).#yt.

Komentar

Enjoy journey, you is the best...