Saatnya Pihak Sekolah & Pesantren Bersatu demi Pendidikan Normal

KARAWANG-YPK-.Hj.Eli Amalia Priatna akhir tahun 2011 (29/12/2011),saat di temui kediamanya di jalan Cirebon Karawang mengatakan,sekarang ini nilai gotong royong masyarakat dan bangsa Indonesia sudah menurun bahkan dramatis hingga ada rasa prihatin berlabu riskan yang mendalam,katanya.
Yayasan Pelita Karawang
Hj.Eli Amalia Priatna

Lalu kata Ketua PMI Kab.Karawang tersebut,karakter Indonesia yang sering disebut sebagai bangsa religius, ramah dan toleran boleh dikatakan juga sudah berkurang,makanya jelang tahun baru 2012 saatnya tepat berintropeksi diri untuk kita pribadi dan membuka wahana baru untuk berkarya demi bangsa,harapnya.

Eli sedikit bertausiah singkat 'Kuatkan peran pondok pesantren dalam pembinaan umat dan arah pembangunan bangsa secara tepat dengan mengdepan  pilar-pilar bangsa kita dan kuatkan hati sebagai ukuran dalam kerja demi ibadah.,ucapnya.

Eli mengungkpan pula,aksi anarkis atau sadisme yang terjadi dimana-mana di tanah air kemungkinan akibat belum siapnya negara dan bangsa menghadapi arus globalisasi dan lemahnya pembinaan anak bangsa oleh yang berkewajiban,krisis dan rapuhnya karakter bangsa itu harus segera di tanggulangi secara cepat dan berkesinambungan yang di barengi penamaman nilai -nilai agama dan norma sosial yang berbau adat ketimuran misal gotong-royong dan silahturahmi,terangnya.

Lanjut Eli yang juga pembina PELITA KARAWANG ,saya bukan menuding tanpa alasan,hal ini kemungkinan pendidikan dalam membentuk dan menciptakan peradaban manusia belum maksimal.penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan lainnya sebagai tujuan pendidikan mengalami proses perubahan,jangan heran kini ada seseorang misal anak didik yang tidak hapal pancasila sebagai salah satu pilar bangsa Indonesia,tukasnya.

Di lain tempat Sampuna salah seorang pengamat pendidikan Karawang menjelaskan PELITA KARAWANG,Pendidikan di negeri ini khususnya di Karawang,dalam banyak faktaya bukan dalam kerangka idealitas dan konseptual tetapi lebih mengutamakan tuntutan formalisme dan prosedur,bahkan kesan hanya legalitas belaka,Kadisdikpora Karawang yang sekarang dan lalu telah terjebak dalam praktek pendidikan tanpa arah,tuding dia.

Coba bayangkan,lanjut dia.Pendidikan di Karawang seakan hanya dibangun untuk memenuhi kebutuhan praktis,individualis,berjangka pendek, mencari kerja dan kepentingan materi, ujar dia menekan lagi dengan mosi tidak percayanya.

Paparnya lagi,dalam membenahi permasalahan tersebut khususnya dalam pendidikan,kapan terpikir oleh Kadisdikpora Karawang berkumandang menggandeng pondok pesantren sebagai tempat yang tepat untuk dijadikan mitra sesama tempat mendidik anak bangsa.Pesantren sebagai tempat pendidikan agama memiliki basis sosial yang jelas karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat.pada umumnya pesantren hidup dari,oleh dan untuk masyarakat sedangkan sekolah terbatas jam mengajar serta sumber dana serta harap tahu saja "orang tua "sekarang sudah alergi iuran ke sekolah berbeda dengan ke pesantren-pesantren orang tua ikhlas.harapan kepada dunia pesantren dapat bekerjsama atau sebalik sekolah mau bekerjasama memang pasti ada kendala karena keduanya sebagai sebuah institusi/lembaga yang hidup dan berkembang itu memliliki berbagai tantangan dan bervariasi.satu pesan yang sangat mendasar karena ini sudah berkembang,"pondok pesantren jangan sekali-kali berpolitik karena itu bisa menghambat kesatuan& misi pendidikanya yang terkandung di dalamnya dan sebaliknya para guru di sekolah juga jangan main politiklah apalagi PGRI cabang Karawang yang gencar berkaloboarsi dengan petinggi salah satu partai politik berkuasa,kertitik Sampurna dengan nada pedas.www.pelitakarawang.com

Komentar

Enjoy journey, you is the best...