Yogyakarta -PELITAKARAWANG.COM : Ratusan mahasiswa dan dosen yang menamakan diri mereka Forum Peduli Bahasa Daerah se-Indonesia menuntut pemerintah agar tetap mencantumkan bahasa daerah dalam kurikulum 2013. Pasalnya, bila bahasa daerah tidak dicantumkan sama saja menghilangkan jatidiri bangsa.
"Kalau sampai dihilangkan akan menghilangkan jatidiri dan integritas sebagai bangsa," papar Purwadi, Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra UNY. Pasalnya, di dalam bahasa daerah terdapat jati diri masing-masing daerah tersebut.
Ratusan peserta aksi tersebut pun menyatakan sepakat terus memelihara bahasa jawa dengan cara tetap berada dalam pelajaran. Supaya bahasa jawa tetap lestari, mereka menuntut agar bahasa daerah tidak dihilangkan dari krukulum. Jika dihilangkan, paparnya, akan terjadi penyesalan.
Menurutnya, bahasa-bahasa daerah yang ada harus dipelihara dengan di ajarkan di sekolah yang ada di daerah-daerah tersebut. Tidak hanya itu, di jajaran pemerintahan dan anggota dewan di tempat mereka bertugas harus dapat berbahasa daerah ataupun mempelajari bahasa daerah di tempat mereka.
Ia menilai, bahasa daerah tidak lebih rendah dari bahasa Inggris. Pasalnya, bahasa Inggris pun merupakan bahasa daerah di negara mereka. Untuk itu, ia juga mendesak agar bahasa daerah harus dibuatkan kurikulum dari sd hingga S1, S2, ataupun S3.
Suwardi Endraswara, selaku koordinator peserta aksi dalam dialog dengan DPRD Provinsi DI Yogyakarta, meminta agar penerapan kurikulum 2013 ditunda terlebih dulu. Hasil uji publik yang telah dilakukan diminta terlebih dulu diumumkan ke publik.
"Penerapan kurikulum 2013 ditunda dulu. Kita tata lagi. Hal-hal rasional tdak harus dilakukan dengan tergesa-gesa," terangnya. Ia sepakat dengan perampingan dan perubahan kurikulum, tetapi orang yang selama ini berprofesi sebagai guru pelajaran yang akan dirampingkan juga dipanggil dan diajak untuk membicarakannya. Namun, selama ini, menurutnya, hal tersebut tidak dilakukan.
Untuk itu, kelompok tersebut mengaku, aksi mereka tidak hanya akan berhenti di situ. Setelah beraudiensi dengan DPRD Provins DIY, mereka akan meminta beraudiensi dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan DPR RI.Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Provinsi DI Yogyakarta, Sukamto, menegaskan, pihaknya mendukung agar bahasa jawa diajarkan di sekolah-sekolah di DI Yogyakarta.
"Kita mendukung perjuangan agar bahasa jawa diajarkan dan dilestarikan di sekolah-sekolah," paparnya. Untuk di DI Yogyakarta, terangnya, hal tersebut akan diperjuangkan dalam Perda Istimewa.
Aksi yang dilakukan Forum Peduli Bahasa Daerah se-Indonesia diawali dengan berjalan kaki dari Kampus Fakultas Bahasa dan Sastra UNY menuju Gedung DPRD DIY. Mereka melakukan aksi dengan mengenakan pakaian tradisional dan membawa poster. (Metrotvnews) .