KARAWANG-.YPK -.Tanggal 10 Rabiulawal tahun alif dipercaya sejumlah masyarakat Desa Manggungjaya dan Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon sebagai hari jadi Karawang di awal pemerintahan Adipati Singaperbangsa yang merupakan putera Wiraperbangsa dari Kerajaan Galuh dan Singaperbangsa sendiri mempunyai garis keturunan dari Prabu Geusan Ulun, penguasa Kerajaan Sumedang Larang.(15/01/2014).
Saat berkunjung ke makam Bupati Karawang (tengah) |
Piagam Plat Kuning Kandang Sapi sendiri ini ditulis pada hari Rabu tanggal 10 bulan Rabiulawal tahun alif, bahkan berdasarkan hasil penelitian panitia sejarah yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang nomor : 170/PEM/H/SK/1968 tanggal 1 Juni 1968 menetapkan tahun 1633 batu nisan makam panembahan Kiai Singaperbangsa di Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon tertulis huruf latin 1633-1677, sehingga babad Karawang yang ditulis oleh Mas Sutakarya menulis tahun 1633. Hasil penelitian dan pengkajian panitia tersebut menetapkan, bahwa hari jadi Kabupaten Karawang pada tanggal 10 Rabiulawal tahun 1043 Hijriyah, atau bertepatan dengan tanggal 14 September.
Pengurus Makam Singaperbangsa, H.Yahya Sulaeman yang juga Kades Sumurgede menuturkan, tahun alif saat ini adalah masa-masa dimana Singaperbangsa menerima piagam Plat Kuning Kandang Sapi dari Sultan Agung Mataram. Seiring hari jadinya Karawang yang saat ini memasuki 392 menurut hitungan masehi diyakininya awal pembangunan yang baik.
Ia tidak mengetahui detail sejarah Singaperbangsa, namun perhitungan tahun alif memang kala itu adalaah masa-masa kejayaan Singaperbangsa. "Tahun alif ini insya Allah menjadi awal pembangunan dan Karawang akan jaya lagi di masa-masa yang akan datang," katanya.
Sementara itu, mantan Wakil Bupati Karawang Hj Eli Amalia Priyatna yang membantu penataan kelambu di makam Singaperbangsa malam 10 Rabiulawal, mengaku hatinya tergugah jika di makam-makam sejarah dan keramat dilihatnya kotor. Ia sendiri semasa menjabat Wakil Bupati sempat mengalami nuansa mistis bersama orang yang konon Singaperbangsa dari mulut ke mulut menurut kesaksian sejumlah warga maupun peziarah. "Kapanpun, ibu selalu tergugah dan selalu datangi makam Singaperbangsa meskipun malam hari jika rindu," ucapnya. (/RUD/WA)