KARAWANG-YPK-.Suksesnya laju pendidikan secara umum bukan saja oleh adanya guru guru yang bermutu (propesional,red),program-progarm pendidikan yang bagus,gonta-ganti kurikulum atau lengkapnya saran dan pra sarana pembelajaran.Saat ini ada satu aspek yang sering terbaikan padahal menjadi salah satu penentu pula dalam kesuksesan perjalanan pembelajaran yaitu peran orang tua dalam keluarga dan ke lingkungan sekolah.
Kabupaten Karawang di anggap barometernya pendidikan di Jawa Barat untuk bidang mengratisan bea pendidikan dan hal ini di nilai tidak akan sukses jika peran orang tua atau komite sekolah dan dewan pendidikan hanya sebagai penghias belaka dalam struktur kelembagaan di pendidikan,ucap Dadi Mulyadi salah satu Caleg 2014 untuk anggota DPRD Kabupaten Karawang asal Dapil 4 dari PAN dengan nomor urut 1.
Dapil 4 meliputi Kecamatan Tempuran,Telagasari,Cilamaya Kulon dan Wetan serta Lemahabang.
Kemudian katanya,Pendidikan ada bersifat multi dimensi dalam segala hal termasuk untuk penunjang kesuksesannya atau kelancaran proses dan kegiatan pembelajaran secara umum,kelemahan daya dukung orang tua ke laju pendidikan adalah problema baru setelah di luncurkannya program BOS dan banyak bantuan lain dari pemerintah untuk lingkaran pendidikan.
Mati surinya peran orang tua ke pendidikan bukan persoalan mudah dan jangan dibiarkan terus berlarut karena dampaknya akan menimbulkan kemandegan hasil pendidikan,hemat dari pemuda asal Tempuran tersebut.
Ia mencontohkan,banyak praktek prostitusi dikalangan pelajar atau mahasiswi akibat lain dari lemahnya pengawasan dan perlindungan orang tua yang bersangkutan selain dari desakan pemenuhan kebutuhan hidup juga adanya perkembangan jaman modren yang memberikan pengaruh buruk ke para pelakunya jika salah guna.Artinya, perisitiwa itu ada jangan hanya bisa disebut-sebut santer sebagai bukti kegagalan dari pendidikan.
Di sinyalir adanya praktek jual beli seks di kalangan pelajar secara terstruktur di Karawang merupakan indikator lain dari lemahnya pengawasan orang tua ke anaknya sendiri di waktu sekolah,atau ada upaya lain dari si anak yang mensisati orang tuanya dengan alasan klasik yaitu main ke rumah teman,mengikuti kegiatan sekolah di luar jam belajar normal atau juga bisa dari kurang mensikapinya pihak sekolah ke tingkat kehadiran peserta didik di sekolah,ungkap Dadi.
Persoalan praktek gelap seks bebas di kalangan pelajar bukan kasus biasa tapi sudah menjadi luar biasa yang perlu penegasan dalam penanggulang dan bersifat primer oleh pihak -pihak terkait utama para orang tua untuk memberikan pendidikan agama dengan penguatan aqidah secara mantap selain pengawasan dan pembinaan persaat ke para anak masing-masing,pinta Dadi.
Peristiwa maraknya penjajak seks di kalangan pelajar / mahasiswi ini bukan hanya telah membuat hancur hati orang tua yang anaknya telah menjadi korban atau pun rasa miris yang peduli ke perkembangan kaula muda masa kini,namun ini semua sudah menjadi kprihatinan nasional.
Semua pihak harus berpikir keras guna menjaga atau jangan terus berkembang,karena ini bisa di sebut kasus nasional yang mulai mengelincir bagikan bolasalju yang bisa saja menghantam keluarga kita atau ke keluarga para tokoh agama,pejabat atau pun warga negara Indoneisa lainnya,tutup Dadi.(Eg). www.pelitakarawang.com